Kabupaten Alor yaitu sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Ibukota Alor berada di Kalabahi. Penduduk Alor berjumlah sekitar 190.026 jiwa (2010), sedangkan luasnya yaitu 2.864,6 km². Kabupaten ini berbentuk kepulauan dan dilintasi jalur pelayaran dagang internasional ke Samudera Pasifik.
Peta Kabupaten Alor
Sebelum masuknya agama-agama besar, penduduk Alor menganut paham animisme dan dinamisme. Mereka menyembah matahari (Larra/Lera), bulan (Wulang), sungai (Neda/dewa air), hutan (Addi/dewa hutan), dan bahari (Hari/dewa laut). Saat ini lebih banyak didominasi penduduk Alor yaitu penganut agama Kristen (Katolik dan Protestan), sementara sisanya yaitu pemeluk agama Islam, Budha dan Hindu.
Kabupaten Alor ialah wilayah kepulauan yang terdiri dari 20 pulau.
9 pulau yang sudah dihuni penduduk, yakni : Pulau Alor, Pulau Pantar, Pulau Pura, Pulau Tereweng, Pulau Ternate, Kepa, Pulau Buaya, Pulau Kangge dan Pulau Kura.
11 pulau lainnya tidak berpenghuni, masing-masing Pulau Sikka, Pulau Kapas, Pulau Batang, Pulau Lapang, Pulau Rusa, Pulau Kambing, Pulau Watu Manu, Batu Bawa, Pulau Batu Ille, Pulau Ikan Ruing dan Pulau Nubu.
Jenis tanah di Kabupaten Alor temasuk Vulkanik muda sehingga kaya unsur hara dengan struktur tanah yang gembur dan rindang. Solum tanah sedang hingga dalam, sehingga tanah lebih stabil dengan kemampuan menahan air tinggi dan sanggup diusahakan banyak sekali jenis tanaman. Kondisi geografi Kabupaten Alor berkonfigurasi berpegunungan-pegunungan dan mempersembahkan variasi iklim yang tidak sama dan sangat menguntungkan bagi kawasan dan rakyat dalam pengembangan tumbuhan produksi.
Di daratan Pulau Alor berdiam beberapa suku tradisional Flores dengan adat-istidat yang tidak banyak berubah semenjak zaman batu, bahkan salah satunya masih menyimpan tradisi membuat pakaian dari kulit pohon (pakaian ka). Kemegahan budaya Alor sanggup Anda jumpai pada suku Takpala yang tinggal di Desa Lembur Barat, Alor Tengah Utara. Suku watak ini masih memegang teguh tradisi dengan mempertahankan rangkaian bangunan watak berbentuk limas beratap daun kelapa, ditopang empat pilar dalam bingkai pohon asam dan berdinding anyaman bambu. Desa ini didiami suku Abui sebagai suku terbesar di Alor dengan dua rumah watak sebagai simbol utama dan 13 rumah gudang (lumbung pangan).
Salah satu kekayaan budaya di Nusa Tenggara atau Sunda Kecil yaitu wilayah ini mempunyai banyak sekali bahasa kawasan (baca: bahasa suku). Di Pulau Alor ada puluhan bahasa dari suku yang mendiami kampung-kampungnya. Banyaknya bahasa di Alor sudah ditelaah oleh peneliti bahasa mancguagara semenjak tahun 1930-an.
Alor mempunyai nama yang pendek spesialuntuk empat karakter tetapi keindahan di darat dan di bawah lautnya sangatlah panjang bahkan tak cukup satu ahad untuk menggapainya. Alor begitu penuh kejutan sekaligus mengagumkan mulai dari taman bawah laut, budaya moko, suku tradisional di pepegununganan, hingga Al-Quran tertua di Asia Tenggara.
Karang dan biota bahari yang mempesona ialah suguhan wisata andalan Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Kebeningan air bahari yang dihuni karang dan ikan warna-warni membuat bahari Alor populer ke seantero jagat. Taman bahari Alor disebut-sebut terbaik kedua di dunia setelah Kepulauan Karibia.
'Alor mempunyai air bahari yang membersihkan, biota bahari yang berguaka ragam, dan terdapat titik-titik selam yang sanggup dinikmati pada malam hari. Alor yaitu taman bahari kelas dunia.
— Karl Muller, "East Of Bali"
Makanan khas Alor ada juga hasil olahan jagung lainnya yaitu jagung titi. Terbuat dari biji jagung yang dipipil bijinya menjadi bulir lalu disangrai dalam kuali tanah liat dengan tungku kayu. Berikutnya ditumbuk perlahan (dititi) dengan kerikil hingga pipih. Biasanya jagung titi dinikmati bersama kenari.
Lodeh jantung pisang yaitu makanan khas Alor yang patut dicicipi. Berupa bab dalam jantung pisang kepok yang dipilih dan dipilah lalu dicampur bumbu kaldu yang nikmat.