-->
Persebaran Ras Di Indonesia
Ras ialah pengelompokan insan menurut ciri-ciri luar atau fisiknya saja, menyerupai warna kulit, rambut, bentuk hidung, kepala, postur tubuh, serta susunan gigi. Satu hal yang sama pada setiap insan ialah kesamaan selnya; yang membedakan insan dari binatang. Para pakar sebut bahwa ras insan ialah karakteristik luar yang diturunkan secara genetik dan membedakan satu kelompok dari kelompok lainnya.

Persebaran insan yang ada di Indonesia begitu berguaka ragam rasnya, mulai dari Pulau Sumatra di wilayah paling barat hingga Pulau Papua yang paling timur. Keguakaragaman ini ternyata tidak terlepas dari banyak sekali faktor sejarah dan geografis yang mempengaruhinya.

Sejarah mengambarkan bahwa ada dua ras utama yang masuk ke Indonesia, yaitu Ras Austronesia yang masuk melalui wilayah barat Indonesia, dan Ras Papua Melguasia yang masuk melalui wilayah timur Indonesia. Ras Austronesia dan Papua Melguasia ini keduanya sama-sama berasal dari tempat Indocina.


Masuknya Ras Austronesia ke Indonesia terjadi dalam dua gelombang. Gelombang pertama terjadi pada tahun 1.500 SM yang dikenal kemudian dengan Ras Melayu Tua atau Proto Melayu, dengan menghasilkan kebudayaan kapak persegi (Neolitikum). Keturunan ras ini yang dikenal kini contohnya suku Batak dan Toraja. Gelombang kedua terjadi pada tahun 500 SM yang dikenal kemudian dengan Ras Melayu Muda (Detero Melayu). Kebudayaan yang dihasilkan ras ini dikenal dengan kapak perunggu (Dongson). Keturunan ras ini yang dikenal kini menyerupai suku Jawa, Sunda, Bugis, dan Bali.

Ras Papua Melguasia masuk ke Indonesia dari Indocina melalui Pulau Formosa, Filipina, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua. Ciri khas ras ini ialah berkulit petang dan berambut keriting. Secara geografis, keterdapatan Ras Austronesia dan Ras Papua Melguasia di Indonesia tergantung dari tempat asal ras itu sendiri. Manusia yang biasa tinggal di tempat dataran tinggi akan menentukan tempat hidup yang sesuai dengan tempat asalnya. Begitu juga orang yang biasa hidup di pantai akan menentukan pantai sebagai habitat hidup diberikutnya.

(Yosepana,S. Belajar efektif Geografi) 

LihatTutupKomentar