Thursday 13 December 2018
Pringsewu yaitu salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, Indonesia. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna dewan perwakilan rakyat tanggal 29 Oktober 2008, sebagai pemekaran dari Kabupaten Tanggamus. Kabupaten ini Terletak 37 kilometer sebelah barat Bandar Lampung, ibu kota provinsi.
Peta Kabupaten Pringsewu
Sejarah Pringsewu dipertamai dengan berdirinya sebuah perkampungan (tiuh) berjulukan Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat orisinil suku Lampung-Pubian yang berada di tepi pemikiran sungai Way Tebu (4 km dari sentra Kota Pringsewu ke arah selatan dikala ini).
Selanjutnya, 1787 tahun diberikutnya yakni pada tahun 1925 sekelompok masyarakat dari Pulau Jawa, melalui jadwal kolonisasi oleh pemerintah Hindia Belanda, juga membuka areal permukiman gres dengan membabat hutan bambu yang cukup lebat di sekitar tiuh Margakaya tersebut. Karena begitu banyaknya pohon bambu di hutan yang mereka buka tersebut, oleh masyarakat desa yang gres dibuka tersebut dinamakan Pringsewu, yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya Bambu Seribu.
Saat ini tempat yang lampaunya hutan bambu tersebut sudah berkembang menjadi menjadi sebuah kota yang cukup maju dan ramai di Provinsi Lampung, yakni yang kini dikenal sebagai ‘Pringsewu’ yang dikala ini juga ialah salah satu kota terbesar di Provinsi Lampung. Selanjutnya, pada tahun 1936 bangun pemerintahan Kawedanan Tataan yang diberibukota di Pringsewu, dengan Wedana pertama yakni Bapak Ibrahim sampai 1943.
Kabupaten Pringsewu ialah wilayah heterogen terdiri dari majemuk suku bangsa, dengan masyarakat Jawa yang cukup dominan, disamping masyarakat orisinil Lampung, yang terdiri dari masyarakat yang beradat Pepadun (Pubian) serta masyarakat beradat Saibatin (Peminggir).
Kabupaten Pringsewu memiliki luas wilayah 625 km2, berpenduduk 377.857 jiwa (data 2011) terdiri dari 195.400 laki–laki dan 182.457 perempuan. Dari segi luas wilayah, Kabupaten Pringsewu dikala ini ialah kabupaten terkecil, sekaligus terpadat di Provinsi Lampung.