Sunday, 23 December 2018
Kota Sukabumi ialah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak 120 km sebelah selatan Jakarta dan 96 km sebelah barat Bandung, dan daerahnya berada di sekitar timur bahari wilayah Kabupaten Sukabumi serta secara administratif wilayah kota ini seluruhnya berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukabumi.
Sukabumi
Kota Sukabumi terletak pada bab selatan tengah Jawa Barat serta bab barat dayda dari wilayah Priangan pada koordinat 106° 45’ 50’’ Bujur Timur dan 106° 45’ 10’’ Bujur Timur, 6° 49’ 29’’ Lintang Selatan dan 6° 50’ 44’’ Lintang Selatan, terletak di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang ketinggiannya 584 m di atas permukaan laut, dengan suhu maksimum 29 °C.
Nama "Soekaboemi" pertama kali dipakai di tanggal 13 Januari 1815 dalam catatan arsip Hindia Belanda oleh Andries Christoffel Johannes de Wilde, spesialis bedah dan administratur perkebunan kopi dan teh berkebangsaan Belanda (Preanger Planter) yang membuka lahan perkebunan di Kepatihan Tjikole. Dalam laporan surveynya, De Wilde mencantumkan nama Soeka Boemi sebagai daerah ia menginap di Kepatihan Tjikole. De Wilde kemudian mengirim surat kepada kawannya Nicolaus Engelhard yang menjabat sebagai direktur Hindia Belanda, dimana ia meminta Engelhard untuk mengajukan penggantian nama Kepatihan Tjikole menjadi Kepatihan Soekaboemi kepada Thomas Stamford Raffles, Gubernur Hindia Belanda dikala itu.
Sukabumi
Kota Sukabumi terletak pada bab selatan tengah Jawa Barat serta bab barat dayda dari wilayah Priangan pada koordinat 106° 45’ 50’’ Bujur Timur dan 106° 45’ 10’’ Bujur Timur, 6° 49’ 29’’ Lintang Selatan dan 6° 50’ 44’’ Lintang Selatan, terletak di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang ketinggiannya 584 m di atas permukaan laut, dengan suhu maksimum 29 °C.
Nama "Soekaboemi" pertama kali dipakai di tanggal 13 Januari 1815 dalam catatan arsip Hindia Belanda oleh Andries Christoffel Johannes de Wilde, spesialis bedah dan administratur perkebunan kopi dan teh berkebangsaan Belanda (Preanger Planter) yang membuka lahan perkebunan di Kepatihan Tjikole. Dalam laporan surveynya, De Wilde mencantumkan nama Soeka Boemi sebagai daerah ia menginap di Kepatihan Tjikole. De Wilde kemudian mengirim surat kepada kawannya Nicolaus Engelhard yang menjabat sebagai direktur Hindia Belanda, dimana ia meminta Engelhard untuk mengajukan penggantian nama Kepatihan Tjikole menjadi Kepatihan Soekaboemi kepada Thomas Stamford Raffles, Gubernur Hindia Belanda dikala itu.