-->
Baubau
Kota Baubau ialah sebuah kota di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Baubau memperoleh status kota pada tanggal 21 Juni 2001 menurut UU No. 13 Tahun 2001. Berdasarkan Perda No. 02 tahun 2010 wacana Penetapan Hari Kaprikornus Kota Baubau dan Perubahan Penulisan Baubau, diputuskan bahwa nama penulisan nama Kota Bau-Bau menjadi Baubau. Pada Perda tersebut juga diputuskan bahwa hari jadi Kota Baubau pada tanggal 17 Oktober 1541. Pemilihan tahun 1541 sebab tahun tersebut ialah tahun bersejarah di bumi seribu benteng ini. Hal ini ditandai dengan terjadinya transformasi pemerintahan Kerajaan Buton menjadi Kesultanan Buton sebagai pembaharuan, yang ditandai dengan dilantiknya Lakilaponto sebagai Sultan Buton I dengan Gelar Sultan Murhum Kaimuddin Khalifatul Khamis. 

Baubau


Baubau menduduki peringkat ke-8 sebagai kota terbesar di Sulawesi menurut jumlah populasi tahun 2010 atau urutan ke-2 untuk Provinsi Sulawesi Tenggara. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Kota Baubau sebanyak 137.118 jiwa, dengan kepadatan sebesar 1.113 per km², dan pertumbuhan sebesar 2,975% per tahun. 


Secara astronomi terletak di belahan selatan garis khatulistiwa di antara 5.21° – 5.33° Lintang Selatan dan di antara 122.30° – 122.47° Bujur Timur atau terletak di sebelah Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara.Kota Baubau memiliki wilayah daratan seluas 221,00 km², luas maritim mencapai 30 km² ialah daerah potensial untuk pengembangan masukana dan pramasukana transportasi laut.

Kota Baubau ialah daerah penghubung / Connecting Area antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI), selain itu bagi masyarakat daerah hinterland-nya, Kota Baubau berperan sebagai daerah akumulator hasil produksi dan agen kebutuhan daerah tersebut, dengan penghubung memakai pelabuhan Fery ASDP, yaitu Pelabuhan Batulo.

Baubau sanggup dikatakan sebagai kota wisata sebab banyak objek wisata dijumpai di daerah ini. Kunjungan wisata di Kota Baubau sanggup dibagi menjadi 2 jenis kunjungan utama, Wisata sejarah berupa kunjungan wisata ke peninggalan sejarah dari Kesultanan Buton, berupa:
  • Benteng Keraton Buton dan Masjid Agung Keraton (Masigi Ogena)
  • Masjid Kuba dan Tiang Bendera (Kasuluna Tombi)
  • Rumah Adat (Malige), Badili (Meriam), Samparaja, Lawa dan Baluara.
Wisata alam berupa kunjungan melihat pemandangan alam yang indah, berupa:
  • Pantai, yaitu Kamali, Nirwana, Lakeba dan Kokalukuna
  • Air terjun, di antaranya Tirtarimba, Samparona dan Lagaguna
  • Gua, yaitu Lakasa, Ntiti, dan Kaisabu
  • Pemandian alam Bungi yang menyuguhkan gerojokan bertingkat.
  • Perbukitan Kalampa yang terdapat di kelurahan Lipu Kecamatan Betoambari yang berjarak 7 km dari sentra kota.
  • Bukit Palatiga, tempat wisatawan melihat kota Baubau dengan leluasa dan pemandangan maritim di sekitar perairan selatan Buton.

Kota Baubau sanggup diakses secara pribadi dengan beberapa  cara, yaitu:
  1. Melalui maritim dengan memakai kapal maritim PELNI yang menyinggahi Pelabuhan Murhum sebanyak 24 kali dalam sebulan. Lamanya perjalanan dari Jakarta ke Baubau selama 3 hari.
  2. Melalui jalur udara dari Jakarta melalui Kendari dengan memakai pesawat Garuda, Lion Air, dan Sriwijaya selama 3 jam selanjutnya menuju ke Baubau dengan memakai jet foil (kapal cepat) selama 5 jam sambil menikmati pemandangan pesisir Pulau Buton dan Pulau Muna
  3. Melalui jalur udara dari Makasar ke Baubau dengan memakai pesawat Lion Air dan Garuda.
Awalnya di Baubau spesialuntuk terdapat satu surat kabar lokal, yakni harian Radar Buton. Namun mulai tanggal 1 Maret 2011, harian Baubau Pos yang sebelumnya ialah media online, resmi terbit. Selain harian lokal, beredar pula surat kabar dari luar Kota Baubau yakni Kendari Pos, Kendari Ekspres, dan Media Sultra, serta harian nasional lainnya.

LihatTutupKomentar