-->
Peta Kabupaten Kepulauan Meranti
Kabupaten Kepulauan Meranti yaitu salah satu kabupaten di provinsi Riau, Indonesia, dengan ibu kotanya yaitu Selatpanjang. Nama Meranti diambil dari nama adonan "Pulau Merbau, Pulau Ransang dan Pulau Tebingtinggi". Pembentukan Kabupaten Meranti ialah pemekaran dari kabupaten Bengkalis dibuat pada tanggal 19 Desember 2008, Dasar aturan berdirinya kabupaten Kepulauan Meranti yaitu Undang-undang nomor 12 tahun 2009, tanggal 16 Januari 2009.

Peta Kabupaten Kepulauan Meranti


Secara geografis kabupaten Kepulauan Meranti berada pada koordinat antara sekitar 0° 42' 30" - 1° 28' 0" LU, dan 102° 12' 0" - 103° 10' 0" BT, dan terletak pada belahan pesisir timur pulau Sumatera, dengan pesisir pantai yang berbatasan dengan sejumlah negara tetangga dan masuk dalam tempat Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (Growth Triagle) Indonesia - Malaysia - Singapore (IMS-GT ) dan secara tidak pribadi sudah menjadi tempat Hinterland Kawasan Free Trade Zone (FTZ) Batam - Tj. Balai Karimun.Dalam rangka memanfaatkan peluang dan laba posisi geografis dan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah perbatasan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura, maka wilayah kabupaten Kepulauan Meranti sangat potensial berfungsi sebagai Gerbang Lintas Batas Negara/Pintu Gerbang Internasional yang menghubungan dengan Riau daratan dengan negara tetangga melalui jalur laut, hal ini untuk melengkapi kota Dumai yang terlebih lampau diputuskan dan berfungsi sebagai kota Pusat Kegiatan Strategis Negara yaitu yang berfungsi sebagai beranda depan negara, pintu gerbang internasional, niaga dan industri.

Kota Selatpanjang ialah sentra pemerintahan kabupaten Kepulauan Meranti, duhulu ialah salah satu bandar (kota) yang paling sibuk dan populer perniagaan di dalam kesultanan Siak. Di Bandar ini semenjak lampau sudah terbentuk masyarakat heterogen, terutama suku Melayu dan Tionghoa, sebab tugas antar merekalah terbentuk erat dalam keharmonisan acara kultural maupun perdagangan. Semua ini tidak terlepas ketoleransian antar persaudaraan. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan kemudian lintas barang barang maupun insan dari China ke nusantara dan sebaliknya.

Daerah Selatpanjang dan sekitarnya sebelumnya ialah wilayah kekuasaan Kesultanan Siak Sri Indrapura yang ialah salah satu kesultanan terbesar di Riau ketika itu.Pada masa pemerintahan Sultan Siak VII yaitu Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin Baalawi ( yang bertahta tahun 1784 - 1810 ), biasa disapa Sultan Syarif Ali, memdiberi titah kepada Panglima Besar Muda Tengku Busu Sayid Ahmad untuk mendirikan Negeri atau Bandar di Pulau Tebing Tinggi. Selain tertarik pada pulau itu juga sebab Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin Baalawi sendiri pernah singgah ke tempat itu, tujuan utama Sultan Syarif Ali ingin himpun kekuatan melawan kerajaan Sambas ( Kalimantan Barat ) yang terindikasi bersekutu dengan Belanda yang sudah khianati perjanjian setia dan mencuri mahkota Kerajaan Siak. Negeri atau Bandar ini nantinya sebagai ujung tombak pertahanan ketiga sehabis Bukit Batu dan Merbau'' untuk menghadang penjajah dan lanun.

Maka bergeraklah armadanya di bawah pimpinan Panglima Besar Muda Tengku Busu Sayid Ahmad pada pertama Muharram tahun 1805 Masehi diiringi beberapa pembesar Kerajaan Siak, ratusan laskar dan hulu balang menuju Pulau Tebing Tinggi. Mereka datang di tebing Hutan Alai( kini Ibukota Kecamatan Tebingtinggi Barat ). Panglima itu segera menghujam kerisnya memdiberi salam pada Tanah Alai.Tanah Alai tak menjawaban, Ia meraup tanah sekepal, terasa gerah. Ia melepasnya, “Menurut sepanjang pengetahuan patik, tanah Alai ini tidak baik dibuat sebuah negeri sebab tanah Hutan Alai yaitu tanah jantan, Baru dapat bermetamorfosis sebuah negeri dalam masa waktu yang lama,” kata sang panglima dihadapan pembesar Siak dan anak buahnya.

Panglima bertolak menyusuri pantai pulau ini. Lalu, terlihat sebuah tebing yang tinggi. “INI gerangan yang dimaksud oleh ayahanda Sultan Syarif Ali,” pikirnya. Armada merapat ke Tebing Tanah Tinggi bertepatan tanggal 07 April 1805 Masehi. Di usia masih 25 tahun itu, dengan mengucap bismillah Panglima melejit ke darat yang tinggi sambil memdiberi salam. “Alha-mdulillah tanah tinggi ini menjawaban salam patik,” katanya. Tanah diraupnya, terasa sejuk dan nyaman. Ia tancapkan keris di atas tanah (lokasinya kini kira-kira bersahabat komplek kantor Bea Cukai Selatpanjang ). Sambil berkata, “Dengarkanlah oleh engkau sekalian di tanah Hutan Tebing Tinggi inilah yang amat baik didirikan sebuah negeri. Negeri ini nantinya akan berkembang kondusif dan makmur apabila pemimpin dan penduduknya adil dan bekerja keras serta menaati hukum-hukum Allah.”

Panglima itu bangun tegak dihadapan tiruana pembesar kerajaan, laskar, hulu balang, dan bathin-bathin sekitar pulau. “Patik berjulukan Tengku Bagus Saiyid Thoha Panglima Besar Muda Siak Sri Indrapura. Keris patik ini berjulukan Petir Terbuka Tabir Alam Negeri. Yang patik sosok ini patik namakan Negeri Makmur Kencana Bandar Tebing Tinggi.”itulah nama asal muasal kota selatpanjang.

Sesudah menebas hutan, membuka wilayah kekuasaan, berdirilah istana panglima besar itu. Pada 1810 Masehi Sultan Syarif Ali mengangkat Panglima Besar Muda Tengku Busu Sayid Ahmad itu sebagai penguasa pulau. Kala itu, sebelah timur negeri berbatasan dengan Sungai Suir dan sebelah barat berbatasan dengan Sungai Perumbi,seiring perkembangan waktu bandar ini semakin ramai dan bertumbuh sebagai salah satu bandar perniagaan di kesultanan siak.

LihatTutupKomentar