Kabupaten Simalungun ialah salahsatu kabupaten di Sumatera Utara. Suku Batak Simalungun ialah penduduk orisinil dari kabupaten ini. Ibu kota kabupaten sudah berpindah ke Raya pada tanggal 23 Juni 2008 dari Kota Pematangsiantar yang sudah menjadi kawasan otonom, setelah tertunda selama beberapa waktu. Bupatinya ketika ini ialah JR Saragih yang sedang bertugas untuk periode kedua 2016-2021 setelah kembali terpilih pada Pilkada sekaligus tahun 2016.
Peta Kabupaten Simalungun
Kabupaten ini mempunyai 31 kecamatan dengan luas 438.660 ha atau 6,12 % dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan yang paling luas ialah Kecamatan Hatonduhan dengan luas 33.626 ha, sedangkan yang paling kecil ialah Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi dengan luas 3.897 ha. Keseluruhan kecamatan terdiri dari 345 desa/nagori dan 22 kelurahan.
Kabupaten Simalungun mempunyai 57 titik lokasi objek wisata, terdiri atas 30 lokasi wisata alam, 14 lokasi wisata agro, 4 lokasi wisata budaya, dan selebihnya ialah lokasi wisata rekreasi lainnya. Kecamatan Girsang Sipangan Bolon ialah kecamatan yang mempunyai objek wisata terbanyak. Dan di kecamatan itu pula terdapat objek wisata yang paling diandalkan, yaitu Danau Toba yang sanggup dinikmati dari Parapat, berjarak tempuh 172 km dari Medan atau 74 km dari Raya.
Orang Simalungun tidak terlalu mementingkan soal silsilah lantaran penentu partuturan (perkerabatan) di Simalungun ialah hasusuran (tempat asal nenek moyang) dan tibalni parhundul (kedudukan/peran) dalam horja-horja susila (acara-acara adat). Hal ini sanggup dilihat ketika orang Simalungun bertemu, bukan pribadi bertanya “aha marga ni ham?” (apa marga anda) tetapi “hunja do hasusuran ni ham (dari mana asal seruan anda)?"
Hal ini dipertegas oleh pepatah Simalungun “Sin Raya, sini Purba, sin Dolog, sini Pguai. Na ija pe lang na mubah, asal ma marholong ni atei” (dari Raya, Purba, Dolog, Pguai. Yang manapun tak berarti, asal penuh kasih).
Sebagian sumber menuliskan bahwa hal tersebut disebabkan lantaran seluruh marga raja-raja Simalungun itu diikat oleh komplotan susila yang dekat oleh lantaran konsep perkawinan antara raja dengan “puang bolon” (permaisuri) yang ialah puteri raja tetangganya. Seperti raja Tanoh Djawa dengan puang bolon dari Kerajaan Siantar (Damanik), raja Siantar yang puang bolonnya dari Partuanan Silappuyang, Raja Pguai dari Putri Raja Siantar, Raja Silau dari Putri Raja Raya, Raja Purba dari Putri Raja Siantar dan Silimakuta dari Putri Raja Raya atau Tongging.